
"kita menderita bukan karna KENYATAAN tapi karna gak mau TERIMA KENYATAAN"

I'm a title. Click here to edit me
I'm a paragraph. Click here to add your own text and edit me. It’s easy. Just click “Edit Text” or double click me to add your own content and make changes to the font. Feel free to drag and drop me anywhere you like on your page. I’m a great place for you to tell a story and let your users know a little more about you.
?
This is a great space to write long text about your company and your services. You can use this space to go into a little more detail about your company. Talk about your team and what services you provide. Tell your visitors the story of how you came up with the idea for your business and what makes you different from your competitors. Make your comd to the Wix Blog!




Cara Mendapatkan Kebebasan dari Orang Tua
Sabtu malam pastinya ingin hang-out bareng teman-teman. Menikmati indahnya malam minggu sampe’ subuh tiba. Hehehehe
Tapi, sayang, ternyata ada yang tidak menginzinkan kita untuk menikmati indahnya malam minggu? Hmmm… Siapakah dia? Siapa lagi kalau bukan Mama dan Papa kita.
Kesel ya rasanya…
“Mamaku itu kayak selalu menghalang-halangi aku untuk bergaul dengan teman-temanku!”
Apakah ada remaja yang berpikiran seperti itu?
Terkadang seorang remaja kalau mau pergi kemana-mana, alasannya itu beda dengan kenyataan. Sebenarnya apa yang akan dilakukan tidaklah tergolong salah, namun entah kenapa takut untuk bilang yang sesungguhnya.
Oke, salah satu faktornya kenapa kita bisa takut untuk mengungkapkan apa yang kita inginkan dan lakukan adalah kurangnya komunikasi. Pikiran kita para remaja cenderung untuk langsung men-judge negatif para orang tua.
“Mereka selalu menanyai siapa saja teman bergaulku!”
“Orang tuaku menetapkan jam malam buatku adalah jam 10. Gilak! Teman-temanku saja bisa pulang larut malam.”
“Orang tuaku selalu memperhatikan setiap gerak-gerikku. Aku kan bukan anak kecil lagi!”
Pernah berkomentar seperti di atas? Pasti! Sepertinya tidak ada titik pertemuan antara remaja dan orang tua. Ada gap atau jurang pemisah. Tetapi, pernahkah kita bertanya untuk apa sebenarnya orang tua kita berbuat seperti itu?
“Sayang”
Yupz! Tidak ada orang tua yang menginginkan anak-anaknya terjerumus.
“Tapi… Mereka sungguh keterlaluan. Peraturan yang mereka buat benar-benar mengekang! Gimana dong? Aku kan juga pengen dapat kebebasan seperti anak-anak yang lain.”
Oke. Saya tidak mau cerita panjang lebar. Ketika kita membangun reputasi yang baik dengan mematuhi aturan dari orang tua, bukankah mereka akan semakin percaya pada kita? Jadi, kenapa kita tidak menaati apa kata orang tua untuk mencapai kepercayaan?
Selama kita menaati kata-kata orang tua, di situ kita juga belajar untuk memahami apa itu “kebebasan”. Kemudian, jika suatu saat kita telah diberi “kebebasan” itu oleh orang tua, kita bisa menggunakannya secara bermanfaat dan kita menjadi semakin dekat serta nyaman mengungkapkan isi hati kepada mereka.
Dalam sebuah ilustrasi di sebuah buku, katanya seperti ini:
“Menaati aturan orang tuamu seperti membayar utang di bank –semakin bisa diandalkan, semakin banyak kepercayaan yang akan kamu peroleh.”
Selamat berjuang untuk mendapatkan kepercayaan mereka teens!
Intisari diperoleh dari:
Sihombing, Helda. (7 Maret 2009). Cara Mendapatkan Kebebasan dari Orang Tua. Diperoleh 24 Mei 2014 dari http://helda.info/2009/03/cara-mendapatkan-kebebasan-dari-orang-tua/.