
"kita menderita bukan karna KENYATAAN tapi karna gak mau TERIMA KENYATAAN"

I'm a title. Click here to edit me
I'm a paragraph. Click here to add your own text and edit me. It’s easy. Just click “Edit Text” or double click me to add your own content and make changes to the font. Feel free to drag and drop me anywhere you like on your page. I’m a great place for you to tell a story and let your users know a little more about you.
?
This is a great space to write long text about your company and your services. You can use this space to go into a little more detail about your company. Talk about your team and what services you provide. Tell your visitors the story of how you came up with the idea for your business and what makes you different from your competitors. Make your comd to the Wix Blog!

Berantem terus sama kakak
kalau gak adik !!
ini tips nya ...
Dalam skala 1 sampai 5 (1 berarti ”renggang” dan 5 berarti ”akrab”) bagaimana kamu menilai hubunganmu dengan kakak atau adikmu?
Mempunyai adik/kakak merupakan suatu anugerah dari yang Maha Kuasa. Mereka hadir untuk menemani dan saling mengisi diri kita. Pada hakikatnya, setiap orang adalah berbeda. Begitu pula dengan kakak dan adik, yang akhirnya bisa menimbulkan perselisihan di antara keduanya. Misalnya sering cek-cok gara-gara hal sepele. Bisa jadi gara-gara adik/kakak kamu masuk ke kamar dan sering pinjam barang milikmu tanpa izin; kakak/adikmu bersikap egois atau tanpa pikir dan suka mengatur; atau karena kakak/adikmu suka mencampuri urusan privasi mu seperti membuka pesan inbox di hp atau akun facebook-mu. Hal-hal demikian pasti membuat kamu jengkel, kesel, dan juga sebel.
Naah, disini ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi perselisihan antara adik dan kakak.
1. Sepakati beberapa peraturan. Coba ingat-ingat menurutmu apa penyebab konflik di antara kalian. Cobalah pikirkan bersama beberapa peraturan yang akan kalian berdua sepakati dan yang mengatasi akar masalahnya. Misalnya, jika kamu bentrok soal kepemilikan barang. Peraturan 1 mungkin begini: ”Selalu tanya dulu sebelum mengambil barang milik orang lain.” Peraturan 2 bisa begini: ”Hargai hak orang lain untuk bilang, ’Tidak, barang ini tidak boleh kamu pakai.’” Dengan begitu, kalian akan membuat peraturan yang bisa dijalankan oleh kamu maupun kakak/adikmu.
2. Terapkan peraturan itu untuk diri sendiri. Jika kamu ingin kakak atau adikmu menghargai privasimu, kamu juga perlu menghargai privasi mereka. Terapkan peraturan yang sudah kamu buat untuk kamu sendiri ke orang lain. Misalnya jika kamu ingin kakak/adikmu tidak menggunakan barang milikmu tanpa izin, maka kamu juga jangan menggunakan barang kakak/adikmu tanpa seizinnya.
3. Jangan cepat tersinggung. Ya, kakak atau adikmu pasti akan melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat kamu kesal. Tapi, tanyai dirimu, ’Pernahkah aku seperti itu juga kepadanya?’
4. Maafkan dan lupakan. Problem yang serius perlu dibahas dan diselesaikan. Tapi, haruskah kamu berkeras agar kakak atau adikmu bertanggung jawab atas setiap kekeliruan yang ia lakukan? Memaafkan bisa membuat hubungan kamu dengan kakak/adikmu kembali harmonis.
5. Libatkan orang tuamu sebagai penengah. Jika kalian tidak bisa menyelesaikan suatu masalah yang penting, mungkin orangtua bisa membantu kalian berdamai. Namun ingatlah, kesanggupan untuk menyelesaikan konflik tanpa melibatkan orangtua merupakan petunjuk bahwa kamu bersikap dewasa.
6. Hargai sifat-sifat baiknya. Kakak atau adikmu kemungkinan besar punya sifat-sifat yang kamu kagumi. Tulislah beberapa hal yang kamu sukai dari setiap kakak atau adikmu. Hal itu bisa membuatmu lebih positif dengan cara memandang sifat-sifat baik yang ada pada adik/kakakmu.
Semoga tips di atas bisa mengurangi perselisihan antara adik/kakakmu
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat...
Intisari diperoleh dari:
______. Bagaimana Aku Bisa Akur dengan Kakak-Adikku?. Diperoleh 13 Mei 2014 dari http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1102011126.